BAB
I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kegiatan pembelajaran tidak terlepas dari berbagai variabel pokok yang saling berkaitan yaitu kurikulum, guru/pendidik, pembelajaran, peserta. Dimana semua komponen ini bertujuan untuk kepentingan peserta. Berdasarkan hal tersebut pendidik dituntut harus mampu menggunakan berbagai model pembelajaran agar peserta didik dapat melakukan kegiatan belajar.
Hal ini dilatar belakangi bahwa peserta didik bukan hanya sebagai objek tetapi juga merupakan subjek dalam pembelajaran. Peserta didik harus disiapkan sejak awal untuk mampu bersosialisasi dengan lingkungannya sehingga berbagai jenis model pembelajaran yang dapat digunakan oleh pendidik.
Model-model pembelajaran sosial merupakan pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan di kelas dengan melibatkan peserta didik secara penuh (student center) sehingga peserta didik memperoleh pengalaman dalam menuju kedewasaan, peserta dapat melatih kemandirian, peserta didik dapat belajar dari lingkungan kehidupannya.
B. Rumusan Masalah
Dalam
penulisan makalah ini penulis akan meruskan beberapa masalah terkait dengan
gaya belajar diantaranya :
1. Apa definisi gaya belajar ?
2. Apa saja macam-macam gaya belajar yang dsering di gunakan ?
3. Bagaimana gaya belajar sebagai pijakan atau dasar pembelajaran ?
1. Apa definisi gaya belajar ?
2. Apa saja macam-macam gaya belajar yang dsering di gunakan ?
3. Bagaimana gaya belajar sebagai pijakan atau dasar pembelajaran ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
1.
Pengertian
Belajar
Belajar
menurut Slameto (2003:2) secara psikologis adalah”Suatu proses perubahan yaitu
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya atau belajar ialah suatu proses usaha yang
dilakukan sesorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya”.
Skinner
dalam Dimyati(2002:9) menyatakan “belajar adalah suatu perilaku pada saat orang
belajar maka responnya menjadi lebih baik”. Sehingga dengan belajar maka orang
akan mengalami perubahan tingkah laku.
Berdasarkan
pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses dimana
didalamnya terjadi suatu interaksi antara seseorang (siswa) dengan
lingkungannya yang mengakibatkan adanya perubahan tingkah laku yang akan
memberikan suatu pengalaman baik bersifat kognitif (pengetahuan), afektif
(sikap), dan psikomotorik (keterampilan).
2.
Pengertian
Gaya Belajar
Menurut
Fleming dan Mills (1992), gaya belajar merupakan kecenderungan siswa untuk
mengadaptasi strategi tertentu dalam belajarnya sebagai bentuk tanggung
jawabnya untuk mendapatkan satu pendekatan belajar yang sesuai dengan tuntutan
belajar di kelas/sekolah maupun tuntutan dari mata pelajaran.
Drummond
(1998:186) mendefinisikan gaya belajar sebagai, “an individual’s preferred mode
and desired conditions of learning.” Maksudnya, gaya belajar dianggap sebagai
cara belajar atau kondisi belajar yang disukai oleh pembelajar.
Willing
(1988) mendefinisikan gaya belajar sebagai kebiasaan belajar yang disenangi
oleh pembelajar. Keefe (1979) memandang gaya belajar sebagai cara seseorang
dalam menerima, berinteraksi, dan memandang lingkungannya. Dunn dan Griggs
(1988) memandang gaya belajar sebagai karakter biologis bawaan.
Gaya
belajar atau learning style adalah suatu karakteristik kognitif, afektif dan
perilaku psikomotoris, sebagai indikator yang bertindak yang relatif stabil
untuk pebelajar merasa saling berhubungan dan bereaksi terhadap lingkungan
belajar (NASSP dalam Ardhana dan Willis, 1989 : 4).
Definisi
yang lebih menjurus pada gaya belajar bahasa dan yang dijadikan panduan pada
penelitian ini dikemukakan oleh Oxford (2001:359) dimana gaya belajar
didefinisikan sebagai pendekatan yang digunakan peserta didik dalam belajar
bahasa baru atau mempelajari berbagai mata pelajaran.
B. Macam-macam Gaya Belajar
1. Visual (Visual Learners)
Gaya Belajar Visual (Visual Learners) menitikberatkan
pada ketajaman penglihatan. Artinya, bukti-bukti konkret harus diperlihatkan
terlebih dahulu agar mereka paham Gaya belajar seperti ini mengandalkan
penglihatan atau melihat dulu buktinya untuk kemudian bisa mempercayainya. Ada
beberapa karakteristik yang khas bagai
orang-orang yang menyukai gaya belajar visual ini. Pertama adalah kebutuhan melihat sesuatu
(informasi/pelajaran) secara visual untuk mengetahuinya atau memahaminya, kedua memiliki kepekaan yang kuat
terhadap warna, ketiga
memiliki pemahaman yang cukup terhadap masalah artistik, keempat memiliki kesulitan dalam berdialog secara langsung, kelima terlalu reaktif terhadap
suara, keenam sulit mengikuti
anjuran secara lisan, ketujuh
seringkali salah menginterpretasikan kata atau ucapan.
b. Bukan pendengar yang baik saat
berkomunikasi
c. Saat mendapat petunjuk untuk melakukan
sesuatu, biasanya akan melihat teman-teman lainnya baru kemudian dia sendiri
yang bertindak
d. Tak suka bicara didepan kelompok dan tak
suka pula mendengarkan orang lain. Terlihat pasif dalam kegiatan diskusi.
e. Kurang mampu mengingat informasi yang
diberikan secara lisan
f. Lebih suka peragaan daripada penjelasan
lisan
g. Dapat duduk tenang ditengah situasi yang
rebut dan ramai tanpa terganggu.
2.
Auditori
(Auditory Learners )
Gaya belajar Auditori (Auditory Learners) mengandalkan
pada pendengaran untuk bisa memahami dan mengingatnya. Karakteristik model belajar seperti ini benar-benar menempatkan
pendengaran sebagai alat utama menyerap informasi atau pengetahuan. Artinya,
kita harus mendengar, baru kemudian kita bisa mengingat dan memahami informasi
itu. Karakter pertama orang yang memiliki gaya belajar ini
adalah semua informasi hanya bisa diserap melalui pendengaran, kedua memiliki kesulitan untuk menyerap informasi dalam bentuk
tulisan secara langsung, ketiga memiliki kesulitan menulis ataupun membaca.
Ciri-ciri
gaya belajar Auditori yaitu :
a. Mampu mengingat dengan baik penjelasan
guru di depan kelas, atau materi yang didiskusikan dalam kelompok/ kelas
b. Pendengar ulung: anak mudah menguasai
materi iklan/ lagu di televise/ radio
c. Cenderung banyak omong
d. Tak suka membaca dan umumnya memang
bukan pembaca yang baik karena kurang dapat mengingat dengan baik apa yang baru
saja dibacanya
e. Kurang cakap dalm mengerjakan tugas
mengarang/ menulis
f. Senang
berdiskusi dan berkomunikasi dengan orang lain
g. Kurang tertarik memperhatikan hal-hal
baru dilingkungan sekitarnya, seperti hadirnya anak baru, adanya papan
pengumuman di pojok kelas, dll.
3. Kinestetik
(Kinesthetic
Learners)
Gaya belajar Kinestetik (Kinesthetic Learners) mengharuskan
individu yang bersangkutan menyentuh sesuatu yang memberikan informasi tertentu
agar ia bisa mengingatnya. Tentu saja ada beberapa karakteristik model belajar seperti ini yang tak semua
orang bisa melakukannya. Karakter pertama adalah menempatkan tangan sebagai alat
penerima informasi utama agar bisa terus mengingatnya. Hanya dengan memegangnya
saja, seseorang yang memiliki gaya ini bisa menyerap informasi tanpa
harus membaca penjelasannya.
Ciri-ciri
gaya belajar Kinestetik yaitu :
b. Sulit berdiam diri atau duduk manis,
selalu ingin bergerak
c. Mengerjakan segala sesuatu yang
memungkinkan tangannya aktif. Contoh: saat guru menerangkan pelajaran, dia
mendengarkan sambil tangannya asyik menggambar
d. Suka menggunakan objek nyata sebagai
alat bantu belajar
e. Sulit menguasai hal-hal abstrak seperti
peta, symbol dan lambing
f. Menyukai praktek/ percobaan
g. Menyukai permainan dan aktivitas fisik